Berbicara tentang mesin dan
manusia, terlintas dalam benak saya kata “paletisasi”. Yah program yang mulai
digalakkan oleh PT. Semen Indonesia ini sepertinya menjadi momok bagi para TKBM
(Tenaga Kerja Bongkar Muat) di gudang-gudang VU, karena penghasilan mereka
terancam hilang di telan deru mesin
forklift yang mondar-mandir menurunkan, menaikkan dan mengatur penempatan semen
maupun non semen. Pantas saja kalau terjadi perlawanan atau demo di beberapa
gudang yang tidak rela pekerjaannnya digantikan oleh mesin. Semoga ada solusi
yang saling menguntungkan bagi kedua belah pihak.
Tidak bisa kita pungkiri bahwa
kemajuan perkembangan dunia tehnologi telah sedikit demi sedikit mengurangi peran
manusia dan ini akan menyeleksi siapa-siapa diantara kita yang tidak memiliki
kompetensi. Kita ambil contoh mesin ATM,
bagaimana kemudian mesin ATM ini bisa menggantikan ribuan bahkan jutaan teller.
Jika di seluruh Indonesia ada 150.000 mesin ATM dan setiap ATM menyerap 3 tenaga
kerja (3 shif), artinya 450.000 teller yang tergantikan oleh mesin. Apakah kita
akan menggelar demo besar-besaran untuk menghentikan penggunaan mesin ATM yang
pada kenyataannya justru mempermudah kita dalam bertransaksi perbankan? Impossible.
Oleh karena itu coba kita pikirkan
sejenak, apakah suatu saat pekerjaan kitapun akan digantikan oleh mesin atau
komputer?
Jika anda seorang sales person,
coba anda perhatikan akhir-akhir ini telah menjamur toko online, penjual dan
pembeli tak perlu lagi bertatap muka, pembeli hanya mengisi order, transfer
kemudian barang dikirim melalui paket. Mereka tidak membutuhkan sales person.
Siapkah diri kita bersaing dengan
tehnologi yang semakin canggih dan secara perlahan tapi pasti menggeser peran kita? Jangan dulu khawatir dan berkecil
hati, karena masih banyak yang bisa kita lakukan untuk bersaing dengan
perkembangan tehnologi yang semakin canggih.
Yang perlu kita sadari adalah
bahwa sebenarnya otak manusia ciptaan Alloh SWT masih jauh lebih canggih
dibandingkan tehnologi. Oleh karena itu kita harus menggunakan otak kita dalam
bekerja. Bukan hanya bekerja keras tetapi juga cerdas. Boleh saja peran seorang
sales yang membagikan brosur kepada calon pembeli digantikan oleh email yang sekali klik bisa mengirim ribuan brosur
kepada calon pembelinya, akan tetapi bisakah peran seorang CEO yang berpikir tentang
kebijakan strategis perusahaan
digantikan oleh mesin? Tentu sulit bukan. Jadi kita harus gunakan otak kita,
dan tidak hanya mengandalkan otot saja. Setuju?
Alloh SWT juga memberikan
kepada manusia bakat atau talenta yang
berbeda-beda dan untuk melalukan peran atau hal yang berbeda-beda pula. Seorang
manager penjualan yang memikirkan strategi pemasaran belum tentu bisa
menjadi seorang penjual produk yang
baik, begitu juga sebaliknya.
Coba kita perhatikan apakah
mungkin Choirul Tanjung, pemilik Trans Corp yang memiliki banyak anak usaha
atau Dahlan Iskan yang dulu CEO koran terkemuka di Indonesia dan kini dipercaya
menjadi menteri BMUN bisa digantikan oleh softaware yang canggih? Oleh karena
itu, untuk bisa memenangkan persaingan dan agar peran kita tidak di ambil alih
oleh mesin, kita harus menemukan potensi diri dan pekerjaan
yang sesuai dengan bakat kita, dan terus mengembangkannya sehingga menjadi
kekuatan ata kemampauan yang tidak bisa tergantikan oleh mesin.
Jangan alergi dengan tehnologi,
jangan jauhi tehnologi, gunakan tehnologi untuk mendorong anda lebih maju. (Muhamad Imron/Ka. Urs. Perencanaan Pemasaran PDS & BB)*dimuat
di majalah ‘Gapura’ edisi 26 Desember 2013*
Tidak ada komentar:
Posting Komentar